Senin, 01 Februari 2016

PROSES DIFUSI

Ò4. PROSES DIFUSI
  Penyebaran manusia. Ilmu paleonatropologi memperkirakan bahwa makhul manusia yang pertama hidup di daerah sebana beriklim tropis di Afrika Timur. Manusia sekarang telah menduduki hampir seluruh muka bumi dengan berbagai jenis lingkungan iklim yang berbeda-beda. Hal itu hanya mungkin terjadi dengan proses pengembang biakan, migrasi, serta adaptasi fisik dan sosial budaya, yang berlangsung beratus-ratus ribu tahun lamanya.
    migrasi ada yang berlangsung lamban dan otomatis, tetapi ada pula yang cepat dan mendadak. Migrasi yang lamban dan otomatis berkembang sejajar dengan peningkatan jumlah umat manusia di dunia. Proses evolusi itu menyebabkan bahwa makhluk manusia senantiasa memerlukan daeraha yang makin lama makin luas. Pada peta 1 tampak rekonstruksi dari gerak migrasi kelompok-kelompok manusia di muka bumi, yang dibuat berdasarkan buku W. howlls, Back Of History (1954: hlm. 177, 287, 298). Jalannya migrasi tentu tidak merupakan suatu garis lurus, karena kita dapat membayangkan bahwa sebagian besar kelompok-kelompok manusia purba itu hidup dengan berburu. Dari suku-suku bangsa yang hingga kini masih menggantungkan hidup dengan berburu, kita ketahui bahwa walaupun mereka tidak memiliki tempat tinggal yang tetap, mereka selalu bergerak dalam batas-batas wilayah berburu tertentu, yang mereka kenal dengan sangat teliti. Pengetahuan mereka mengenai topografi dari tanah dalam wilayah itu, tempat-tempat yang dilalui oleh berbagai jenis hewan, dan sebagainya, yang semua mereka kuasai dengan baik, karena itu menyebabkan bahwa mereka enggan berpindah ke suatu wilayah berburu lain. Namun dalam jangka waktu yang sangat panjang, tanpa disadari sendiri, wilayah tersebut lama kelamaan bergeser juga, yang antara lain disebabkan karena berkurangnya hewan yang diburu, jumlah manusia sudah terlampai banyak, dan sebagainya. Oleh karena itu suatu migrasi sebenarnya tidak merupakan suatu garis lurus (I), tetapi lebih berbentuk suatu garis spiral (II), seperti pada gambar dibawah ini:
   
     (I)  (II) 
  A  B  A  B
 
Ò
  Dengan demikian, migrasi besar yang terjadi dengan perpindahan kelompok-kelompok manusia dari Benua Asia ke Benua Afrika pada akhir zaman Glazial ke-IV, adalah suatu migrasi yang berlangsung dalam suatu kurun waktu yang sangat panjang, yang juga tidak disadari oleh kelompok-kelompok itu sendiri. Pada daerah perbatasan lapisan es glecher di Asia Tengah, 113 hewan yang diburu adalah rusa kutub, gajah kutub, burung kutub, dan sebagainya. Pada akhir zaman Glasial lapisan-lapisan es yang mulai surut menyebabkan bahwa hewan dan manusia yang memburunyapun turut bergerak ke arah utara. Melalui Serat Bering, yang pada waktu itu belum merupakan laut, makhul manusia berhasil pula mencapai benua amerika sekitar 80.000 tahun yang lalu.
  selain migrasi-migrasi yang berlangsung sangat lamban itu, terjadi pula migrasi-migrasi yang cepat dan mendadak, yang dapat disebabkan oleh berbagai peristiwa, seperti bencana alam, wabah, perubahan mata pencaharian hidup, perang, dan peristiwa-peristiwa khusus yang telah tercatat dalam sejarah, seperti misalnya perkembangan pelayaran bangsa cina di Asia timur dan Asia Tenggara, perkembangan pelayaran bangsa-bangsa arab di Asia Selatan dan Afrika Timur, Migrasi bangsa-bangsa arab di Asia Barat ke Afrika Utara, perkembangan pelayaran bansa-bangsa Eropa ke Afrika, Asia, dan Amerika, transmigrasi 3 juta orang Spanyol ke amerika selatan dalam abad ke-16 dan ke-17; transmigrasi sebanyak 55 juta orang Eropa ke Afrika Utara,  Tengah, dan Selatan, (sebagai budak belain di abad ke-18 dan ke-19), migrasi suku-suku bangsa Afrika berbahasa Bantu dari Afrika Barat ke Afrika Timur dan Selatan, migrasi-migrasi besar suku-suku bangsa peternak di Asia Tengah di bawah pimpinan Jenghis Khan, migrasi suku-suku bangsa penduduk kepulauan Polynesia dan Mikronesia dari suatu pulau ke pulau lain, dan lain-lain.
Ò
  penyebaran Unsur-unsur Kebudayaan. bersama dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok manusia, turut tersebar pula berbagai unsur kebudayaan. Sejarah dari proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang disebut proses difusi itu merupakan salah satu obyek penelitian ilmu antropologi, terutama sub-ilmu antropologi diakronik. Proses difusi dari unsur-unsur kebudayaan antara lain diakibatkan oleh migrasi bangsa-bangsa yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain di muka bumi. Terutama dalam zaman prasejarah, ketika kelompok-kelompok manusia yang hidup sebagai pemburu bermigrasi menempuh jarak yang sangat besar, unsur-unsur kebudayaan yang mereka bawa juga turut tersebar luas. Bekas-bekas difusi itu sekarang menjadi salah satu obyek penelitian ilmu prasejarah.
  penyebaran unsur-unsur kebudayaan dapat juga terjadi tanpa ada perpindahan kelompok-kelompok manusia atau bangsa-bangsa, tetapi karena unsur-unsur kebudayaan itu memang sengaja dibawah oleh individu-individu tertentu, seperti para pedagang dan pelaut. Pada zaman penyebaran agama-agama besar, para pendeta agama Budha, Nasrani, serta kaum Muslimin mendifusikan berbagai unsur kebudayaan mereka masing-masing hingga daerah-daerah yang jauh sekali. Ilmu sejarah yang terutama menaruh perhatian pada cara penyebaran yang tersebut terakhir.
Ò
  Bentuk difusi yang terutama mendapat perhatian antropologi adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang berdasarkan pertemuan-pertemuan antara individu-individu dari berbagai kelompok yang berbeda. Hubungan antara kelompok-kelompok yang berbeda-beda yang telah berlangsung selama beradab-adab itu dan hampir tidak mempengaruhi bentuk kebudayaan masing-masing, adalah hubungan symbiotic, seperti yang terjadi antara suku-suku bangsa peladang penduduk pedalam kongo, togo, dan kamerun di Afrika Tenngah dan BArat dengan suku-suku bangsa peladang dan suku-suku bangsa Negrito 114 yang bermata pencaharian sebagai pemburuh dan perambah.
  pertemuan antara kelompok-kelompok yang berbeda juga dapat terjadi karena perdagangan denagn akibat yang lebih jauh dari pada yang terjadi pada hubungan symbiotic, yang disebut penetration pacifique (atau penerobosan dengan jalam damai). Dalam
 
  114  yakni orang dengan ciri-ciri tubuh ras Negroid, tetapi memiliki badan yang kecil yang tingginya tidak melebihi 150 cm. dalam buku-buku antropologi mereka juga dinamakan orang pygmee.